MAKALAH
“Persebaran Flora Dan Fauna Wilayah
Neartik”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Biogeografi
Dosen Pengampu :
Dr. Eva Banowati, M.Si
Satya Budi Nugraha, S.T, M.Sc
Kelompok
1 :
1.
Siti
Rohana (3201414073)
2.
Dwi
Puji Warsih (3201414090)
3.
Nur
Lailatul Anisah (3201414097)
4.
Ika
Ayu Setyoningsih (3201414105)
5.
Priyo
Purwanto (3201414112)
6.
Ervan
Budi Kurniawan (3201414118)
7.
Dennis
Rachmad Putranto (3201414125)
Rombel 3
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU
SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Biogeografi adalah cabang dari biologi yang
mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Cabang
keilmuwan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organism
dan apa yang mempengaruhinya. Di dunia terdapat berbagai jenis flora dan fauna
yang berbeda antar setiap wilayah. Masing-masing makhluk hidup tersebut
memiliki kharakteristik tersendiri sehingga dapat hidup pada wilayah tersebut.
Terbentuknya keanekaragaman makhluk hidup dalam suatu wilayah dapat dikatakan
sebagai keanekaragaman hayati. Menurut Broer and Schaick, 2007:11
"Biodiversity is the variability among living organisms from all sources
including, inter alia, terrestrial, marine and other aquatic ecosystems and the
ecological complexes of which they are part; this includes diversity within
species, between species and of ecosystems". Sehingga dapat disimpulkan
bahwa keanekaragaman hayati adalah keragaman antar organisme makhluk hidup dari
semua sumber yang ada di bumi yang mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan dari ekosistem.
Keanekaragaman makhluk hidup antar wilayah mengalami
perbedaan. Perbedaan tersebut dapat berupa jumlah dan jenis Flora dan faunanya.
Akibat dari perbedaan karakteristik tingkat tanggap makhluk hidup terhadap
lingkungan sekitarnya, menyebabkan persebaran keanekaragaman hayati antar
wilayah tidak sama. Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak
terlepas dari dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat
tumbuh di daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar
matahari, dan ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab.
Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan fauna berupa
faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati ?
2. Bagaimanakah
pola persebaran keanekaragaman hayati di dunia ?
3. Bagaimanakah
bentuk persebaran fauna di dunia ?
4. Apakah
yang dimaksud dengan fauna tipe neartik ?
5. Hewan-hewan
seperti apakah yang menjadi endemic pada wilayah neartik ?
C. TUJUAN
Tujuan
pembuatan makalah ini adalah :
1. Mahasiswa
dapat mengetahui definisi tentang keanekaragaman hayati
2. Mahasiswa
dapat mengetahui pola persebaran flora dan fauna di dunia
3. dan
fauna di permukaan bumi.
4. Mahasiswa
dapat menganalisis kondisi keanekaragaman flora dan fauna pada masing masing
wilayah di permukaan bumi.
D. MANFAAT
Dari
pembuatan makalah ini diharapkan member manfaat agar mahasiswa sadar akan
keadaan lingkungan pada sekitarnya dan ikut andil dalam upaya pelestarian
berbagi macam keanekaraagaman hayati yang ada di dunia saat ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
Pada dasarnya keanekaragaman
melukiskan keadaan yang bermacam-macam terhadap suatu benda yang terjadi akibat
adanya perbedaan dalam hal, ukutan, bentuk, tekstur maupun jumlah, Sedangkan
kata hayati itu sendiri berarti sesuatu yang hidup, jadi Keanekaragaman
Hayati bisa di artikan sebagai keanekaragaman atau keberagaman dari
mahluk hidup yang bisa terjadi akibat adanya Perbedan-perbedaan, di antaranya
perbedaan bentuk, ukuran, warna, jumlah tekstur, penampilan dan juga
sifat-sifatnya.
Keanekaragaman Hayati terkadang
sering di kenal dengan sebutan biodiversitas (bahasa Inggris:
biodiversity). Aspek yang berbeda dari keanekaragaman hayati semua memiliki
pengaruh yang sangat kuat antara satu dengan yang lainnya, Kita mulai akan
memahami hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan mereka melalui artikel
ini dan penjelasan di website genggaminternet.com. Keanekaragaman juga dapat
membantu kita dalam kehidupan kita sehari-hari. akan tetapi taukah kamu jika
gas rumah kaca yang dihasilkan oleh aktivitas manusia yang menumpuk di atmosfer
akan menyebabkan perubahan iklim. Perubahan iklim merupakan ancaman besar bagi
keanekaragaman hayati di seluruh Dunia.
Macam-Macam
Keanekaragaman Hayati
Jika kita sudah membahas dan mulai memahami tentang
Pengertian Keanekaragaman hayati, maka sekarang kita akan melangkah ke
pembahasan yang lebih Menarik lagi, yakni tentang Tingkatan-tingkatan dalam
Keanekaragaman, secara pengertianya keanekaragaman hayati dapat kita pilah
menjadi tiga bagian, yakni keanekaragaman gen (genetik), keanekaragaman spesies
(jenis), dan keanekaragaman ekosistem. Untuk penjelasan secara lengkapnya
mengenai Ketiga tingkatan tersebut silahkan menyimaknya di lembar selanjutnya.
1. Keanekaragaman Gen
Keanekaragaman
gen merupakan variasi atau perbedaan gen yang terjadi dalam satu jenis atau
spesies makhluk hidup. Keanekaragaman gen dapat menyebabkan variasi
antarindividu sejenis. Contohnya Seperti keanekaragaman tanaman padi dan
mangga, yang memiliki banyak sekali ragam dan jenisnya, walaupun mereka
sama-sama mangga ataupun sama-sama padi. Tanaman padi terdapat beberapa macam
atau varietas seperti IR, PB, kapuas, rojolele, dan sedani. Tanaman mangga
memiliki banyak varietas seperti arum manis, manalagi, gadung, dan golek.
Keanekaragaman mangga dan padi disebabkan oleh variasi gen.
2. Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman
Spesies merupakan keragaman yang dapat di temukan di suatu kelompok maupun
komunitas di suatu tempat tertentu, Perbedaan ini sangatlah mudah di bedakan
karena dapat di lihat dengan mata terbuka, hal ini karena perbedaan itu begitu
ketara,
Sebagai
contoh agar kita mudah dalam Memahaminya, Seperti keanekaragaman yang terjadi
antara kurma, sagu dan kelapa. Meskipun tumbuh-tumbuhan itu merupakan satu
kelompok tumbuhan palem-paleman,akan tetapi masing-masing memiliki fisik yang
berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Seperti kelapa tumbuh di pantai,
kurma tumbuh di daerah kering dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawah
gambut).
Jika
kita melihat lagi Contoh Keragaman yang ada pada binatang, karena contoh di
atas merupakan keragaman pada tumbuhan, nah contoh untuk binatang adalah :
Kucing, Singa dan Harimau. Ketiga hewan teramsuk dalam satu kelompok
kucing. Akan tetapi singa, kucing dan harimau terdapat perbedaan fisik
yang sangat jauh, habitat dan tingkah lakunya.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman
yang terjadi pada tingkat ekosistem merupakan akibat dari interaksi yang sangat
kompleks melalui komponen biotik dengan komponen abiotik.
Interaksi biotik
Interaksi
biotik dapat terjadi pada makhluk hidup satu dengan makhluk hidup yang
lainya(baik di dalam jenisnya ataupun antar jenisnya) yang membentuk suatu
komunitas. sedangkan Interaksi Biotik.
Interaksi abiotik
interaksi
abiotik dapat terjadi antara mahluk hidup dengan lingkungan fisik, yaitu suhu,
cahaya dan lingkungan kimiawi, antara lain, air, mineral dan keasaman .
Dengan adanya beranekaragamnya kondisi lingkungan dan
keanekaragaman hayati, maka terbentuklah keanekaragaman ekosistem. yang mana tiap-tiap
ekosistem memiliki keanekaragaman makhluk hidup tertentu pula. Cotohnya,
ekosistem padang rumput, ekosistem pantai, ekosistem hutan hujan trofik, dan
ekosistem air laut. Tiap-tipa ekosistem mempunyai ciri fisik, kimiawi, dan
biologis tersendiri. Flora dan fauna yang terdapat dsalam ekosistem tertentu
berbeda dengan flora dan fauna yang terdapat didalam ekosistem yang lain.
Perubahan iklim Juga mempengaruhi suhu udara dan laut,
panjang musim, permukaan air laut, pola arus laut dan angin, tingkat curah
hujan, serta hal-hal lainnya. Perubahan ini mempengaruhi habitat dan perilaku
banyak spesies yang berbeda. Banyak yang tidak akan mampu beradaptasi cukup
cepat dan dapat punah. Maka dari itu Mulai sekarang adalah menjadi Tugas
manusia utuk bersama-sama lebih sadar dan menjaga Lingkungan sekitar untuk
Kebaikan bersama juga.
Dengan adanya
artikel Pengertian Keanekaragaman Hayati ini semoga bisa membantu
adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah bisa lebih mudah lagi belajarnya,
Oleh karena itu alangkah Bahagianya saya jika anda yang membaca ini mau
membagikan artikel ini kepada teman-teman atau siapa saja melalui media
sosial, seperti facebook dan juga yang lainya, karena merupakan suatu
kebahagiaan yang tidak dapat di lukiskan ketika apa yang kita buat, apa yang
kita tulis bisa bermanfaat dan dapat membantu banyak orang, teirma kasih, kamu
bisa juga membaca artikel sebelumnya yang sudah saya bagikan pada kesempatan
yang lalu yakni macam-macam jaringan tumbuhan.
BAB III
PEMBAHASAN
Persebaran organisme di muka bumi
dipelajari dalam cabang biologi yang disebut biogeografi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies
berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah.
Organisme tersebut kemudian mengalami diferensiasi menjadi subspesies dan
spesies baru yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya.
Penghalang (barrier) geografi seperti
gunung yang tinggi, gurun pasir, sungai dan lautan membatasi penyebaran dan
kompetisi dari suatu spesies (isolasi geografi). Adanya isolasi geografi juga
menyebabkan perbedaan susunan flora dan fauna di berbagai daerah.
Menurut Alfred Russell Wallace, berdasarkan adanya
persamaan fauna di daerah-daerah tertentu di bumi, maka dapat dibedakan 6
daerah biogeografi dunia, yaitu sebagai berikut:
1.
Neartik : Amerika Utara
2.
Paleartik: Asia sebelah utara himalaya,
eropa dan afrika, gurun sahara sebelah utara.
3.
Neotrapik/Neotropikal: Amerika selatan
bagian tengah
4.
Oriental: asia, himalaya bagian
selatan’
5.
Ethiopia : Afrika
6.
Australia/australis
: Australia dan pulau-[ulau sekitarnya.
Flora
dan fauna di suatu wilayah sangat terkait dengan kondisi lingkungannya. Hal ini
berarti bahwa keberadaan fenomena biosfer di suatu tempat pada dasarnya
merupakan fungsi dari kondisi lingkungannya sekitarnya. Faktor faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap keberadaan flora dan fauna diantaranya
adalah faktor klimatik (iklim), edafik (tanah), dan biotik (makhluk hidup).
Berdasarkan kondisi iklim dan tanahnya, permukaan bumi sangat beragam. Oleh
karena itu, beragam pula sebaran flora dan faunanya.
Persebaran
Flora di Dunia
Faktor
faktor yang dapat menyebabkan persebaran flora yaitu: iklim, tanah, air,
topografi atau relief.
Secara
garis besar komunitas flora dapat dibagi menjadi lima macam yaitu:
- Padang rumput dibagi menjadi dua, sabana dan stepa
- Tundra atau padang lumut adalah daerah beku dan tandus di daerah kutub utara, tumbuhan tidak dapat hidup, biasanya hanya berupa padang rumput.
- Gurun adalah padang luas yang tandus atau disebabkan oleh padang pasir. Wilayah persebaran di Afrika, Jazirah Arab, Asia selatan, Amerika bagina tengah dan barat.
- Hutan hujan tropis merupakan hutan yang terdapat di daerah tropis atau beriklim panas. Contoh vegetasi daerah hutan hujan tropis antara lain merani dan damar.
- Taiga merupakan daerah hutan pohon jarum jarum di Siberia, terdapat di antara daerah tundra di Utara dan Stepa di selatan.
ZONA
NEARTIK
Wilayah
fauna Neartik terdapat dibelahan bumi utara tepatnya di wilayah benua Amerika
bagian utara dan seluruh wilayah Greenland. Pada wilayah persebaran ini
terdapat beberapa bioma yang mendominasi kawasannya, antara lain :
1.
Amerika Utara bagian timur banyak
ditumbuhi oleh vegetasi hutan gugur.
2.
Amerika Utara bagian tengah terdiri
atas bioma padang rumput
3.
Amerika
Utara bagian utara didominasi oleh bioma taiga yang memiliki hutan konifer yang
sangat luas.
4.
Lingkungan
fisik wilayah Greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan yang sulit
ditentukan
5.
Beberapa
jenis fauna khas di wilayah Neartik antara lain :
6.
Antelop
bertanduk cabang tiga, prairie dog sejenis tupai dari Amerika Utara, kolkum
(kalkun), burung biru, salamander, bison, karibou, mockingbird dan muskox.
Kalkun
Antelop
Burung Biru
Bison
Karibou
Musko
Salamander
Prairie dog
Keanekaragaman
hayati di muka bumi selalu berkaitan pada kondisi wilayah. Beberapa Rora dan
fauna hanya dapat bertahan hidup pada wilayah yang beriklim tropis, dimana
curah hujan dan penyinaran matahari terjadi secara optimal. Sebaliknya beberapa
Rora dan Fauna dapat hidup di daerah yang bersuhu ekstrim, seperti pada daerah
kutub dan gurun. Pengaruh kondisi suatu wilayah terhadap persebaran flora dan
fauna dapat berupa faktor-faktor abiotik dan faktor biotik. Yang termasuk
faktor abiotik adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), tanah, dan
topografi, serta faktor geologi. Sedangkan yang termasuk biotik adalah
Aktivitas manusia, hewan dan Tumbuhan.
1.
Faktor iklim
Iklim
adalah faktor penting yang memainkan peran utama dalam persebaran flora dan
fauna. Faktor iklim yang berbeda-beda pada suatu wilayah menyebabkan jenis
tumbuhan maupun hewannya juga berbeda. Wilayah-wilayah dengan pola iklim
ekstrim seperti kutub yang memiliki suhu sangat rendah dan gurun yang memiliki
suhu sangat tinggi mengakibatkan persebaran flora dan fauna tidak optimal
karena sangat menyulitkan bagi kehidupan tumbuhan maupun hewan. Oleh karena
itu, persebaran flora dan fauna pada wilayah ini sangat sedikit sehingga
mempengaruhi jumlah maupun jenis dari flora dan fauna. Sebaliknya pada
wilayah-wilayah yang beriklim tropis persebaran flora dan fauna bervariasi
sehingga terjadi peningkatan baik jumlah maupun jenisnya. Daerah tropis merupakan
daerah yang sangat kaya akan keanekaragaman flora dan fauna, karena pada daerah
ini mendapatkan sinar matahari dan hujan yang cukup, keadaan ini berbeda dengan
daerah kutub dan daerah gurun. Variasi suhu pada wilayah akan mempengaruhi
bagaimana flora dan fauna dapat merespon terhadap pengaruh lingkuunagan
sekitarnya sehingga dapat mempertahankan kehidupannya. Menurut Joy dan George (2005:59)
"The climatic factors can further be grouped into: light, temperature,
moisture,wind/atmospheric conditions and humidity. "
A.
Suhu
Garis
lintang setiap wilayah akan mempengaruhi seberapa banyak wilayah tersebut
menerima penyinaran matahari, wilayah yang berada pada posisi lintang beriklim
tropis akan cenderung lebih banyak menerima penyinaran matahari setiap tahunnya
di bandingkan dengan wilayah yang memiliki posisi lintang lainnya. Akibat dari
perbedaan penyinaran matahari tersebut mengakibatkan variasi suhu udara di
setiap wilayah di muka bumi. Selain itu perbedaan ketinggian suatu tempat
maupun wilayah di atas permukaan laut juga akan berpengaruh pada perbedaan suhu
yang terjadi. Kondisi suhu udara tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan
flora dan fauna. Rora dan fauna memiliki tingkat tanggap terhadap pengaruh
lingkungan sekitar yang berbeda-beda. Setiap spesies memiliki syarat suhu
lingkungan yang ideal yang berbeda satu sama lain utuk dapat bertahan hidup,
sebagai contoh. Flora dan fauna yang berada pada kawasan tropis tidak dapat
bertahan hidup apabila menempati wilayah yang beriklim gurun maupun dingin.
Flora dan fauna iklim tropis tidak memiliki tingkat ketahanan yang tinggi
terhadap perbedaan suhu yang ekstrim antara siang dan malam.
B.
Kelembaban Udara
Dalam
kehidupan di bumi kelembaban udara merupakan salah satu nsure penting bagi
keanekaragaman hayati. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup
tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungannya. Tingkat kelembaban udara
berpengaruh langsung terhadap pola persebaran tumbuhan di muka bumi. Beberapa
jenis tumbuhan sangat cocok hidup di wilayah kering, sebaliknya terdapat jenis
tumbuhan yang hanya bertahan hidup di atas lahan dengan kadar air selalu
tinggi, sebagai contoh tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang
berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas
dengan maksimal. Sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang
mempunyai kelembaban yang rendah maka bakau tersebut tidak akan
berproduktifitas dan berkembang secara maksimal. Berdasarkan tingkat
kelembaban, Obando dan Makokha (2005:61).
C. Angin
Angin
secara tidak langsung memiliki pengaruh penting terhadap persebaran
keanekaragaman hayati di bumi. Angin berfungsi sebagai alat transportasi yang
memindahkan benih beberapa jenis tumbuhan dan membantu proses penyerbukan baik
penyerbukan secara alami maupun silang. Selain itu, angin berfungsi untuk
mendistribusikan uap air atau awan yang mengandung hujan dari suatu tempat ke
tempat lain.
D. Curah
Hujan
Jumlah
dan distribusi curah hujan sangat berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati.
Bagi makhluk hidup, air merupakan kebutuhan utama karena air merupakan sumber
kehidupan. Begitu pentingnya air bagi kehidupan keanekaragaman hayati
mengakibatkan terjadinya persebaran mahluk hidup antar wilayah. Persebaran
berbagai makhluk hidup ini biasanya tergantung intensitas curah hujan. Akibat
perbedaan curah hujan pada tiap-tiap wilayah di permukaan bumi menyebabkan
perbedaan jenis hewan dan variasi karakteristik vegetasi yang mendiami wilayah
tersebut.
2. Faktor Geologi
Keanekaragaman
flora dan fauna yang ada di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan
perkembangan bumi. Beberapa teori terdahulu memperkirakan bumi terdiri atas
satu benua besar dan satu samudra, namun karena adanya gaya endogen yang sangat
kuat maka benua itu menjadi terpisah. Pecahan benua itu yang sering disebut
dengan puzzle raksasa. Menurut Teori "Apungan" dan "Pergeseran
Benua" yang disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930). Kurang
lebih 265 juta tahun yang lalu, bumi hanya terdiri atas satu benua besar yang
disebut "Pangaea"dan satu samudra besar "panthalassa",
karena adanya tenaga endogen benua besar itu terpecah membentuk Benua Eurasia
di bagian utara (Amerika Utara, Eropa, Asia bagian utara, dan Asia bagian
tengah) dan Gondwana di bagian selatan (Amerika Selatan, Afrika, India,
Australia, dan Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus berlangsung
akibat tenaga endogen, kurang lebih 20 - 50 juta tahun yang lalu Afrika dan
Asia selatan bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri dengan
Antartika. Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula
flora dan fauna saat itu ( Sumardi, 2009:6 ). Fauna di Afrika mempunyai
kesamaan dengan fauna di India. Padahal diketahui kedua tempat tersebut
dipisahkan oleh samudra. Beberapa ahli berpendapat bahwa hal tersebut bisa
terjadi sesuai dengan "Teory Apung Benua".
Pada
saat Pangaea terpecah, afrika dan india han5ait dengan membawa serta flora dan
fauna yang ada, diantaranya pada saat itu terdapat spesies luluhur kerbau dan
badak masa kini. Dua daratan tersebut tetap terpisah dalam waktu yang lama
namun kemudian keduanya bertabrakan dengan benua Eurasia sehingga mulai saat
itu yang terjadi adalah terbentuk jembatan darat antara keduanya yaitu daratan
Arab dan Asia sehingga memungkinkan terjadinya migrasi fauna diantaranya gajah,
kucing besar, dan mamalia kecil. Seiring berjalannya waktu dan berbagai proses
endogen dan eksogen, terjadi penghalang alami yaitu gurun pasir serta laut
merah dan laut arab maka selanjutnya spesies-spesies yang ada di masing-masing
tempat berkembang dan beradaptasi sesuai dengan lingkungannya (Sumardi,
2009:7).
3. Faktor Topografi
Perbedaan
ketinggian tempat akan berpengaruh pada persebaran flora dan fauna. Faktor
topografi meliputi ketinggian tempat dan kemiringan lahan. Ketinggian tempat
erat kaitannya dengan perbedaan suhu. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian
yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena
vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan
(Qodratullah, 2013).
Ahli
klimatologi dari Jerman yang bernama Junghunn membagi habitat beberapa tanaman
di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan iklim
sebagai berikut:
a.
Wilayah berudara panas (O - 600 m dpal). Suhu wilayah ini antara 23,3 °C - 22
°C, tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi,
lada, dan buah-buahan.
b.
Wilayah berudara sedang (600 - 1.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 22 °C -
17,1 °C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas. kopi,
coklat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
c.
Wilayah berudara sejuk (1.500 - 2.500 m dpal). Suhu wilayah ini antara 17,1 °C
- 11,1 °C, tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran,
kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.
d.
Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal). Wilayah ini dijumpai tanaman yang
berjenis pendek, contoh: edelweis ( Sumardi, 2009:9 ).
4. Faktor Tanah
Selain
iklim, faktor lingkungan yang mempengaruhi persebaran keanekaragaman hayati di
bumi terutama tumbuhan adalah kondisi tanah. Tingkat kesuburan tanah menjadikan
tanah sebagai faktor utama yang berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan.
Tumbuhan sangat tergantung pada tanah yang dapat menyimpan dan memberikan nutrisi
bagi tanaman untuk tetap bertahan hidup. Tanah humus dan tanah vulkanis sangat
baik untuk pertumbuhan tanaman karena memiliki banyak unsur hara. Ini berarti
semakin subur tanah maka kehidupan tumbuhan semakin banyak jumlah dan
keanekaragamannya. Tanah banyak mengandung unsur-unsur kimia yang diperlukan
bagi pertumbuhan flora di dunia. Kadar kimiawi berpengaruh terhadap tingkat
kesuburan tanah. Apabila tanah mengalami kekurangan nutrisi maka akan
mengakibatkan terjadinya kompetisi organisme. Bila kesuburan tanah terus
memburuk maka spesies yang kurang agresif dalam mempertahankan hidupnya akan
mengalami jumlah yang terus berkurang. Komposisi tanah umumnya terdiri dari
bahan mineral anorganik (70%-90%), bahan organik (1%-15%), udara dan air
(0-9%).
5.
Faktor Biotik
a) Manusia
Manusia
adalah komponen biotik paling berperan terhadap keberadaan keanekaragaman
hayati di bumi. Pada dasarnya manusia berperan sebagai penjaga kelestarian
keanekaragaman hayati. Perubahan keanekaragaman hayati sebagian besar disebabkan
oleh aktivitas manusia, bencana alam, maupun seleksi alam. Untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya, manusia mengolah dan memanfaatkan lingkungan secara
optimal. Terkadang aktivitas manusia dalam mengelola dan memanfaatkan
lingkungan dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada di lingkungan tersebut.
Sebagai contoh dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, manusia
dapat dengan mudah dan relatif cepat melakukan reboisasi terhadap lingkungan
atau mengubah fungsi hutan sebagai wilayah pemukiman. Perubahan fungsi hutan
sebagai wilayah pemukiman misalnya akan berdampak pada ketidak seimbangan ekosistem.
Hilangnya berbagai jenis flora dan fauna karena perubahan fungsi lahan akan
berpengaruh pada jumlah keanekaragaman hayati. Aktivitas manusia juga dapat
berfungsi sebagai faktor persebaran keanekaragaman hayati di bumi. Manusia
dapat memindahkan tumbuhan maupun hewan dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.
b) Hewan
Hewan
memiliki peran dalam persebaran keanekaragaman hayati di muka bumi. Suatu
wilayah yang di dominan oleh hewan karnivora akan berakibat pada berkurangnya
jumlah hewan herbivora. Hal ini akan berpengaruh juga terhadap hewan karnivora,
sehingga untuk dapat bertahan hidup hewan karnivora harus berpindah kewilayah
lain. Selain itu, seleksi alam mengharuskan hewan yang memiliki tingkat tanggap
rendah terhadap lingkungan harus berpindah dari suatu wilayah ke wilayah lain
untuk tetap mempertahankan hidupnya. Selain itu aktivitas dari hewan juga
berfungsi sebagai penyebar tumbuhan. Sebagai contoh, tupai dapat membantu penyebaran
biji tumbuhan dari suatu wilayah ke wilayah lain.
c) Tumbuhan
Tumbuhan
dapat berperan sebagai faktor persebaran bagi tumbuhan maupun bagi hewan. Bagi
hewan herbivora berkurangnya jumlah tumbuhan di suatu wilayah akan mengakibatkan
hewan-hewan herbivora akan berpindah ke wilayah lain untuk mencukupi kebutuhan
hidupnya untuk bertahan hidup. Selain itu tumbuhan yang berukuran besar
merupakan pelindung bagi tumbuh-tumbuhan kecil yang berada dibawahnya. Bagi tumbuhan
besar tumbuhan parasit memanfaatkan tumbuhan besar untuk dapat bertahan hidup
dengan menempel di batang pohonnya. Tumbuhan yang hidup menempel di batang
pohonnya, seperti anggrek, dan benalu. Tumbuh-tumbuhan juga mempunyai peran
dalam menyuburkan tanah melalui daun- daun yang telah membusuk. Tanah yang
subur memungkinkan terjadi perkembangan kehidupan tumbuhan dan juga memengaruhi
kehidupan hewan.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
Makhluk
hidup di dunia sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut disebut
dengan keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati adalah keragaman antar
organisme makhluk hidup dari semua sumber yang ada di bumi yang mencakup
keanekaragaman di dalam spesies, antara spesies dan dari ekosistem. Setiap
sistem lingkungan memiliki keanekeragaman hayati yang berbeda-beda.
Keanekaragaman
flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari dukungan kondisi di
wilayah itu. Persebaraan keanekaragaman hayati di bumi tidak merata. Pengaruh
kondisi suatu wilayah terhadap persebaran flora dan fauna dapat berupa
faktor-faktor abiotik dan faktor biotik. Yang termasuk faktor abiotik adalah
iklim (suhu, kelembaban udara, angin), tanah, dan topografi, serta faktor
geologi. Sedangkan yang termasuk biotik adalah Aktivitas manusia, hewan dan Tumbuhan.
Wilayah tropis akan cenderung memiliki keanekaragaman hayati yang lebih
bervariasi dibandingkan dengan wilayah dengan iklim lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Broer, Wijnand dan
Schaick, Jolanda van. 2007. Biodiversity
a GRI Reporting Resource. Global Reporting Initiative
Obando, Joy Apiyo dan
Makokha, George Lukoye. 2005. Physical
Geography III. Nairobi: Kenyatta University
Qodratullah,
Ghozali.2013. Faktor yang mempengaruhi
persebaran flora dan fauna.
http://ghozaliq.com/2013/07/18/faktor-vang-mempengaruhi-persebaran-flora-dan-fauna/
http://belajarbiologi.com/2015/08/persebaran-flora-dan-fauna-di-dunia.html