Lubang putih adalah lubang yang berlawanan dari lubang
hitam, lebih tepatnya, sebuah lubang hitam yang berjalan mundur dalam waktu.
Konsep lubang putih datang karena Schwarzschild geometri yang memungkinkan
lubang hitam negatif square root serta positif square root solusi. Negatif
square root solusi berkaitan dengan suatu lubang putih. Lengkapnya, maka
geometri terdiri dari lubang hitam, lubang putih, dan dua universes terhubung
pada mereka horizons oleh lubang cacing. Seperti sebuah lubang hitam
irretrievably swallows segala sesuatu yang jatuh ke dalamnya, lubang putih
spits hanya masalah energi dan keluar. Namun, karena lubang putih tampak
melanggar hukum termodinamika kedua tampaknya tidak mungkin bahwa mereka ada di
alam. Ada beberapa spekulasi bahwa awal quasars mungkin lubang putih, namun ini
telah diskontinou.
Profesor Michio Kaku menyatakan bahwa white hole merupakan sisi lain
dari blackhole. Kita pasti penasaran kemanakah semua materi yang diserap
blackhole. White hole erat kaitannya
dengan time travel. Jika memang ujung dari black hole adalah white hole yang
mengubungkan dua tempat terpisah sperti tunel yang mempersingkat perjalanan
waktu maka time travel mungkin dilakukan. Dan mungkin kita bisa mengunjungi kemarin,
2 hari yang lalu dan seterusnya. Prof Michiku juga menyatakan secara teoritis
time travel melalui white hole itu dapat diterapkan namun praktekannya hampir
mustahil. sesuai hukum kekekalan energi dan kesetimbangan masa E masuk= E
hilang + E yang keluar dan itu bearti masa yang masuk harus sama dengan masa
yang hilang dan keluar. black hole menghisap masa dan energi teorinya white
hole yang mengeluarkan. Kemungkinan lain dari sisi lain dari black hole adalah
big bang. Bayangkan saja jika sebuah pusaran air menyedot begitu banyak air dan
sampah plastik maka dia juga akan mengeluarkan air dan sampah plastik dalam
jumlah dan kecepatan yang hampir sama juga.
Berdasarkan pada fisika modern, Einstein sebagai
penggagas teori relativitas umum mempostulatkan bahwa gravitasi merupakan
akibat dari perubahan arah/pelengkungan ruang dan waktu. Oleh karena itu
gravitasi merupakan aspek yang tidak terpisahkan dari ruang dan waktu.
Einstein membuat gagasan yang benar-benar
revolusioner dengan pernyataannya bahwa gaya gravitasi tidaklah bersifat
seperti gaya-gaya yang lain. Suatu massa tidak menciptakan sebuah medan gaya di
sekitarnya yang akan menyebabkan percepatan massa yang lain, namun massa akan
mengubah struktur ruang dan waktu di sekitarnya.
Oleh karena itu jika dalam teori Newton kita
akan mengatakan bahwa bumi selalu ditarik oleh matahari karena gaya
gravitasinya. Namun dalam teori relativitas umum kita akan mengatakan bahwa
matahari telah mempengaruhi struktur ruang dan waktu di sekitarnya sehingga
bumi bergerak bebas melintasi sebuah garis geodesik dalam lingkungan ruang dan
waktu.
Cahaya/foton sebagaimana halnya benda material
lainnya tentunya akan bergerak mengikuti lengkungan ruang dan waktu ini
sehingga pada benda yang sangat besar dan berat akan terjadi perbelokan cahaya.
Menurut teori relativitas umum, struktur ruang
dan waktu ditentukan oleh distribusi massa dan secara prinsip dapat diperoleh
dari serangkaian persamaan diferensial teori relativitas umum. Pada penerapan
persamaan diferensial ini kita akan menemukan suatu titik yang mengalami
singularitas dimana radius ruang dan waktu (R) cenderung menjadi nol sehingga
kurva ruang dan waktunya (1/R) menjadi tidak terhingga.
seperti halnya blackhole, whitehole pun memiliki sifat yang sama seperti massa, muatan dan momentum sudut. mereka menarik massa lain yang ada di sekitarnya. namun untuk saat ini semua itu masih berupa hipotesis dimana keberadaan lubang putih yang sejatinya sebagai lawan dari lubang hitam belum dapat ditemukan.
Senin, 21 Desember 2015
Minggu, 20 Desember 2015
black hole (lubang hitam di luar angkasa)
Lubang hitam adalah bagian dari Ruang
Waktu yang merupakan gravitasi
paling kuat, bahkan cahaya tidak bisa kabur. TeoriRelativitas
Umum memprediksi bahwa butuh
massa besar untuk menciptakan sebuah Lubang
Hitam yang berada di Ruang
Waktu.Di
sekitar Lubang Hitam ada permukaan yang di sebut Event Horizon. Lubang ini disebut "hitam" karena menyerap apapun
yang berada disekitarnya dan tidak dapat kembali lagi, bahkan cahaya. Secara teoritis, lubang
hitam dapat memliki ukuran apa pun, dari mikroskopik sampai ke ukuran alam raya
yang dapat diamati. Teori
Medan Quantum dalam Ruang-waktu melengkung memprediksi bahwa Event
Horizon memancarkan radiasi disekitarnya dengan suhu yang terbatas. Suhu ini
berbanding terbalik dengan massa Lubang hitam, sehingga sulit untuk diamati
Lubang hitam bermassa bintang atau lebih.
Lubang Hitam tercipta ketika suatu obyek
tidak dapat bertahan dari kekuatan tekanan gaya
gravitasinya sendiri. Banyak obyek
(termasuk matahari dan bumi) tidak akan pernah menjadi lubang hitam. Tekanan
gravitasi pada matahari dan bumi tidak mencukupi untuk melampaui kekuatan atom
dan nuklir dalam dirinya yang
sifatnya melawan tekanan gravitasi. Tetapi sebaliknya untuk obyek yang bermassa
sangat besar, tekanan gravitasi-lah yang menang.
Allah
berfirman yang makna harfiahnya sebagai berikut, ‘Maka aku bersumpah dengan
khunnas, yang berjalan lagi menyapu.’ (at-Takwir: 15-16)
Mari kita cermati maknanya dan sejauh mana kesesuaiannya dengan
data-data sain modern.
Kata
khunnas berarti sesuatu yang tidak terlihat selama-lamanya. Kata ini terbentuk
dari kata khanasa yang berarti terssaljuyi. Karena itu, setan dalam surat
an-Nas disebut khannas karena ia tidak terlihat. Kata al-jawari berarti yang
berjalan atau berlari. Dan kata al-khunnas terambil dari kata kanasa yang
berarti menarik sesuatu yang dekat dan menghimpun kepada dirinya dengan kuat.
Dan inilah yang benar-benar terjadi pada Black Hole, tepat seperti yang
dibicarakan al-Qur’an.
Mengenai
bobotnya, Black Hole seberat bumi itu diameternya kurang dari satu sentimeter
saja! Dan Black Hole seberat matahari itu diamenternya hanya 3 km. Subhanallah!
Black Hole ukuran sedang itu beratnya
10.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000 kilogram, atau 10 pangkat 31, dengan
diameter 30 km saja. Ada banyak Black Hole di pusat galaksi kita dan
galaksi-galaksi lain, dan satunya memiliki berat jutaan kali berat matahari.
inilah beberapa contoh lubang hitam yang pernah ditemukan di berbagai galaksi di alam semesta ini :
- SDSS J0100 + 2802, merupakan Quasar dengan massa pusat lubang hitam sekitar 12 miliar massa Matahari dan luminositas 420.000.000.000.000 kali luminositas Matahari, berada pada jarak 12,8 miliar tahun cahaya dari Bumi. [1 tahun cahaya sama dengan 9,4 triliun kilometer]. Lubang hitam ini - secara teknis dikenal sebagai SDSS J010013.02 + 280.225,8 atau secara singkatnya J0100 + 2802 - tidak hanya quasar paling besar yang pernah dilihat di alam semesta awal, tetapi juga yang paling terang. Objek ini memiliki kecerahan sekitar 429 triliun kali lebih terang dari matahari dan tujuh kali lebih terang dari quasar paling jauh yang diketahui saat ini. Cahaya dari quasar yang sangat jauh dapat membutuhkan waktu miliaran tahun untuk mencapaiBumi. Dengan demikian, para astronom bisa melihat quasar saat alam semesta masih muda.
- NGC 3115 (caldwell 53), merupakan sebuah galaksi spiral yang terdapat pada konstelasi sextans dengan jarak sekitar 32 tahun cahaya dari bumi, dengan diameter seluas orbit planet uranus, galaksi ini ditemukan oleh william herschel pada 22 februari 1787, lubang hitam pada galaksi ini memiliki massa yang lebih besar dari lubang hitam yang ada di galaksi bimasakti, kisaran 400 juta sampai 2 milyar massa matahari kita.
- NGC 6240, merupakan galaksi inframerah ultraluminous yang berada pada konstelasi ophiucus, galaksi yang terbentuk akibat dari tumbukan dua galaksi kecil ini yang kemudian membentuk satu galaksi tunggal yang lebih besar, memiliki tingkat luminositas cahaya inframerah yang lebih cemerlang sekitar 1 trilyun matahari, galaksi ini berjarak sekitar 320 juta tahun cahaya dengan diameter seluas lintasan planet neptunus untuk mengitari matahari. massa dari lubang hitam pada galaksi ini sekitar 850 juta sampai 2 milyar massa matahari.
- ULAS J1120-0641, adalah kuasar terjauh yang diketahui (pada jarak 28.85 milyar tahun cahaya), dan merupakan kuasar pertama yang ditemukan memiliki pergeseran merah lebih dari 7. Penemuannya dilaporkan pada bulan Juni 2011. terletak pada konstelasi leo dengan diameter seluas orbit planet neptunus. memiliki massa sekitar 2 milyar massa matahari.
Sabtu, 19 Desember 2015
teori-teori pembentukkan alam semesta
alam semesta kita ini memang entah kapan terbentuknya, namun bukan berarti manusia tidak pernah berusaha untuk membuka misteri tentang waktu dan terjadinya pembentukkan alam semesta ini, berbagai macam pendapat serta teori di kemukakan oleh banyak ilmuwan, mereka meyakini akan hal-hal yang ada dalam pemikirannya. ilmuwan yang sempat memberikan pendapatnya tentang penciptaan alam semesta ini antara lain :
1. . Teori Kabut (Nebula) Yang pertama adalah Teori Kabut. Teori kabut adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothesis. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Nebula itu berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut. Akibatnya terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya.penyusutan berlanjut dan terbentuklah matahari di pusat cakram. Cakram berotasi lebih cepat sehingga bagian tepi-tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan. Kemudian bahan dalam gelang-gelang memadat menjadi planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari Teori Kabut Namun pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clark Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet terdistribusi di sekitar Matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik Matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet.
2. Teori Planetisimal Teori Planetisimal adalah salah satu teori yang menerangkan tentang proses pembuatan Tata Surya. Teori ini dicetuskan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton dan seorang geolog bernama Thomas C. Chamberlin dari Universitas Chicago, yang kemudian namakan teori mereka ini dengan nama Teori Planetisimal. Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik Matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya kemudian berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi.
1. . Teori Kabut (Nebula) Yang pertama adalah Teori Kabut. Teori kabut adalah sebuah teori yang dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere Simon Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796 dengan nama Nebular Hypothesis. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Nebula itu berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga mulai menyusut. Akibatnya terbentuklah sebuah cakram datar bagian tengahnya.penyusutan berlanjut dan terbentuklah matahari di pusat cakram. Cakram berotasi lebih cepat sehingga bagian tepi-tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang bahan. Kemudian bahan dalam gelang-gelang memadat menjadi planet-planet yang berevolusi mengitari Matahari Teori Kabut Namun pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa ahli seperti James Clark Maxwell yang memberikan kesimpulan bahwa bila bahan pembentuk planet terdistribusi di sekitar Matahari membentuk suatu cakram atau suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace, menunjukkan bahwa medan magnet dan medan listrik Matahari telah merusak proses pembekuan batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa cincin gas dapat membeku membentuk planet.
2. Teori Planetisimal Teori Planetisimal adalah salah satu teori yang menerangkan tentang proses pembuatan Tata Surya. Teori ini dicetuskan oleh seorang astronom bernama Forest Ray Moulton dan seorang geolog bernama Thomas C. Chamberlin dari Universitas Chicago, yang kemudian namakan teori mereka ini dengan nama Teori Planetisimal. Teori ini menyatakan bahwa suatu ketika sebuah bintang melintasi ruang angkasa dengan cepat dan berada dekat sekali dengan Matahari. Daya tarik bintang ini sangat besar sehingga menyebabkan daya pasang di bagian gas Matahari. Akibatnya, massa gas terlempar dari Matahari dan mulai mengorbit. Karena daya tarik Matahari, massa gas itu tertahan dan bergerak mengelilingi Matahari. Ketika massa gas menjadi dingin, bentuknya kemudian berubah menjadi cairan kemudian memadat. Akhirnya, massa gas itu menjadi planet yang ada sekarang, termasuk Bumi.
3. Teori Pasang Surut Bintang Teori Pasang Surut
pertama kali dikemukakan oleh Buffon (1707-1788). Menurut Buffon tata surya berasal
dari materi Matahari yang terlempar setelah bertabrakan dengan komet. Teori ini
kemudian diperbaiki oleh James Jeans dan Harold Jeffreys (1919). Menurut mereka
Tata Surya terbentuk berawal dari sebuah Matahari yang dilewati oleh bintang
yang sangat dekat. Lalu karena pengaruh gaya grafitasi, sebagian massa Matahari
tertarik ke arah bintang hingga membentuk seperti cerutu panjang. Pada bagian
tengah cerutu besar, sedangkan bagian ujung dan pangkalnya kecil. Setelah
bintang tersebut pergi, cerutu terus berputar mengelilingi matahari.
Lama-kelamaan cerutu tersebut mendingin dan membentuk bulatan menjadi planet.
Sedangkan Matahari awal tetap menjadi Matahari. Hipotesis Teori Pasang Surut
hampir mirip dengan Teori Platesimal.
4. Teori Kondensasi Teori Kondensasi ini
dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada
tahun 1950. Teori ini menyatakan bahwa sistem Tata Surya itu ternyata pada
mulanya berupa bola kabut raksasa. Dan di dalam Kabut itu terdiri dari debu,
es, dan gas. Teori Kondensasi Bola kabut ini selanjutnya berotasi sehingga
bagian yang ringan mudah terlempar ke luar, sedangkan bagian yang berat
berkumpul di pusatnya. Lama-kelamaan bola kabut ini membentuk sebuah cakram,
perputarannya pun semakin cepat, dan suhunya pun semakin bertambah. Akhirnya,
cakram itu kembali berbentuk bola gas yang cukup solid hingga terbentuklah
Matahari. Bagian tepi cakram yang berupa gas dan debu mulai bertarikan dan
membentuk suatu gumpalan. Selanjutnya, gumpalan tersebut terlepas dari Matahari
dan menyebar ke sekitarnya. Gumpalan-gumpalan itu disebut protoplanet.
Protoplanet lambat laun makin dingin dan padat sehingga membentuk planet.
Protoplanet tetap berotasi di orbitnya dan sambil berotasi dia juga
berevolusi mengelilingi Matahari.
5. Teori Bintang Kembar Teori ini dikemukakan oleh
seorang ahli astronomi Inggris bernama R.A. Lyttleton sekitar tahun 1930-an.
Teori ini menyatakan bahwa pada mulanya terdapat sepasang matahari kembar yang
saling mengelilingi. Kemudian melintaslah sebuah bintang dan menabrak salah
satu matahari. Teori Bintang Kembar Matahari yang tertabrak ini lalu hancur
menjadi materi-materi kecil yang terus berputar mengelilingi Matahari yang
masih utuh. Materi-materi kecil tadi kemudian mendingin dan menjadi planet.
6. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang) Dan yang
terakhir adalah Teori Ledakan Dahsyat atau lebih dikenal dengan Big Bang
(bahasa Inggris), merupakan teori yang paling popular dan paling bisa diterima
oleh masyarakat dunia. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta
tahun lalu. Georges LemaƮtre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap
sebagai orang pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam
semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai
"hipotesis atom purba". Para ilmuwan juga percaya bawa
Big Bang membentuk sistem Tata Surya hingga keluarga Galaksi. Ide sentral dari
teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil
pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain,
dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi. Hasil
observasi Hubble menunjukkan bahwa alam semesta terus bergerak semakin
menjauh atau mengembang Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble
melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi
kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Hasil
observasi Hubble itu kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam
Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada
kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju
pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera
mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong.
Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus
mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan
akan terus mengembang dan mendingin. Menurut model ledakan dahsyat, alam
semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus
mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang
mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang
mengembang. Gambar di atas merupakan gambaran konsep artis yang
mengilustrasikan pengembangan salah satu bagian dari alam semesta rata. Alam
Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan
mengembang terus, namun dengan kelajuan yang semakin kecil, dan semakin kecil,
meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta
berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun
lagi. Teori Ledakan Maha Dahsyat (Big Bang) Dan yang
terakhir adalah Teori Ledakan Dahsyat atau lebih dikenal dengan Big Bang
(bahasa Inggris), merupakan teori yang paling popular dan paling bisa diterima
oleh masyarakat dunia. Teori ini menyatakan bahwa alam semesta ini berasal dari
kondisi super padat dan panas, yang kemudian mengembang sekitar 13.700 juta
tahun lalu. Georges LemaƮtre, seorang biarawan Katolik Roma Belgia, dianggap
sebagai orang pertama yang mengajukan teori ledakan dahsyat mengenai asal usul alam
semesta, walaupun ia menyebutnya sebagai
"hipotesis atom purba". Para ilmuwan juga percaya bawa
Big Bang membentuk sistem Tata Surya hingga keluarga Galaksi. Ide sentral dari
teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil
pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain,
dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus.
Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya
suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi. Hasil
observasi Hubble menunjukkan bahwa alam semesta terus bergerak semakin
menjauh atau mengembang Pada tahun 1929 Astronom Amerika Serikat, Edwin Hubble
melakukan observasi dan melihat Galaksi yang jauh dan bergerak selalu menjauhi
kita dengan kecepatan yang tinggi. Ia juga melihat jarak antara Galaksi-galaksi
bertambah setiap saat. Penemuan Hubble ini menunjukkan bahwa Alam Semesta kita
tidaklah statis seperti yang dipercaya sejak lama, namun bergerak mengembang. Hasil
observasi Hubble itu kemudian ini menimbulkan suatu perkiraan bahwa Alam
Semesta bermula dari pengembangan di masa lampau yang dinamakan Dentuman Besar.
Pada saat itu dimana Alam Semesta memiliki ukuran nyaris nol, dan berada pada
kerapatan dan panas tak terhingga; kemudian meledak dan mengembang dengan laju
pengembangan yang kritis, yang tidak terlalu lambat untuk membuatnya segera
mengerut, atau terlalu cepat sehingga membuatnya menjadi kurang lebih kosong.
Dan sesudah itu, kurang lebih jutaan tahun berikutnya, Alam Semesta akan terus
mengembang tanpa kejadian-kejadian lain apapun. Alam Semesta secara keseluruhan
akan terus mengembang dan mendingin. Menurut model ledakan dahsyat, alam
semesta mengembang dari keadaan awal yang sangat padat dan panas dan terus
mengembang sampai sekarang. Secara umum, pengembangan ruang semesta yang
mengandung galaksi-galaksi dianalogikan seperti roti kismis yang
mengembang. Gambar di atas merupakan gambaran konsep artis yang
mengilustrasikan pengembangan salah satu bagian dari alam semesta rata. Alam
Semesta berkembang, dengan laju 5%-10% per seribu juta tahun. Alam Semesta akan
mengembang terus, namun dengan kelajuan yang semakin kecil, dan semakin kecil,
meskipun tidak benar-benar mencapai nol. Walaupun andaikata Alam Semesta
berkontraksi, ini tidak akan terjadi setidaknya untuk beberapa milyar tahun
lagi.
itulah sedikit dari banyaknya teori yang dikemukakan oleh sekian ilmuwan untuk menguak misteri pembentukkan alam semesta ini, meskipun kita dapat memyakini salah satu dari sekian teori tersebut namun tak ada teori yang paling benar, teori tetaplah sebuah teori ataupun pendapat dari seseorang masih belum tentu itu sebuah kebenaran.
Langganan:
Postingan (Atom)