MAKALAH
PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
7
PILAR KONSERVASI “ KAMPUNG PARKIR “ IMPLEMENTASI ARSITEKTUR HIJAU DAN
TRANSPORTASI INTERNAL
Disusun
untuk memenuhi tugas dalam memenuhi
mata
kuliah pendidikan lingkungan hidup
dosen
pengampu : muhamad taufiq S.Pd., M.Pd
disusun
oleh : priyo purwanto (3201414112)
Bab I
a.
Latar belakang
permasalahan
Di
era moderenisasi ini kebutuhan akan alat transportasi sebagai media untuk
mempercepat laju perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam
waktu yang relatif singkat sangatlah begitu pesat, hal demikian pun juga di
alami oleh seluruh warga masyakarkat UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, tingginya
angka penggunaan kendaraan bermotor oleh mahasiswa maupun dosen tak lagi dapat
dibendung, berbagai upaya untuk mengatasi ledakan jumlah kendaraan bermotor di
lingkungan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG seperti dengan mengadakan bus kampus,
sepeda dan peraturan mengenai waktu penggunaan kendaraan bermotor di wilayah
kampus, namun hal demikian nampaknya tidak berpegaruh signifikan terhadap
penggunaan kendaraan motor pribadi, hal ini tak ayal menimbulkan permasalahan
seperti tingkat polusi yang semakin meningkat, terbatasnya lahan parkir
dilingkungan kampus juga berpengaruh terhadap kondisi kampus dimana kondisi
parkiran yang cenderung semrawut membuat pemandangan kampus UNNES tidak lagi
asri seperti dahulu.
Hal
ini memunculkan ide dari diri saya untuk mengemukaakan pendapat ataupun gagasan
bagi unniversitas negeri semarang untuk mengadakan suatu tempat parikaran yang
luas yang mana nantinya dapat memuat seluruh kendaraan dari seluruh fakultas di
universtias negeri semarang.
b.
Landasan teori
Arsitektur hijau, secara sederhana
mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau
dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi, dalam
pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang efisien
dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga
keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan
produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan
lingkungan.
Dalam divisi ini akan dikembangkan
guidline penyertaan struktur ramah lingkungan pada penggunaan gedung saat ini
dengan fungsi baru, pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki, penggunaan
transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter sepeda, pembuatan contoh sumur
resapan, dan pembuatan model bangunan hemat energi
Hal ini bertujuan membentuk budaya
ramah lingkungan pada lingkungan kampus. Pada tahap awal sejak deklarasi UNNES
sebagai universitas konservasi pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki telah
dilaksanakan.
Pilar konservasi arsitektur hijau
dan sistem transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan
dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem
transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Program
pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal meliputi:
1. Pengelolaan
bangunan kampus UNNES yang sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang
ramah lingkungan;
2. Pengelolaan
lingkungan kampus UNNES yang sesuai dengan kaidah-kaidah ramah lingkungan dan
kenyamanan pengguna; dan
3. Pengelolaan
sistem transportasi intern kampus UNNES yang sesuai dengan prinsip
transportasi, humanisme, dan ramah lingkungan.
Bab II
c. Pembahasan
Arsitektur hijau, secara sederhana
mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau
dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi, dalam
pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang efisien
dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga
keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan
produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan
lingkungan. Pilar arsitektur hijau dan sistem
transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan
lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi
internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
Program pilar arsitektur hijau dan sistem
transportasi internal meliputi:
- Pengelolaan
bangunan kampus Unnes yang sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang
ramah lingkungan;
- Pengelolaan
lingkungan kampus Unnes yang sesuai dengan kaidah-kaidah ramah lingkungan
dan kenyamanan pengguna; dan
- Pengelolaan
sistem transportasi internal kampus Unnes yang sesuai dengan prinsip
transportasi, humanisme dan ramah lingkungan.
- Unit
kerja berkewajiban menerapkan, mengembangkan, mengelola, memantau, dan
mengevaluasi bangunan yang sesuai prinsip bangunan hijau.
- Unit
kerja berkewajiban menerapkan, mengembangkan, mengelola, memantau, dan
mengevaluasi sistem transportasi internal yang sesuai dengan prinsip
transportasi, humanisme, dan ramah lingkungan.
- Unit
kerja berkewajiban menyediakan ruang terbuka hijau.
- Unit
kerja berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang
pelaksanaan sistem transportasi internal yang ramah lingkungan.
- Unit
kerja berkewajiban menerapkan aturan untuk membatasi penggunaan kendaraan
yang menggunakan bahan bakar fosil.
- Warga
Unnes berkewajiban untuk menggunakan moda transportasi yang ramah
lingkungan di sekitar kampus.
- Ketentuan
untuk melaksanakan program pilar arsitektur hijau dan transportasi
internal diatur dalam prosedur mutu program pilar arsitektur hijau dan
transportasi internal.
Semakin sempitnya area lahan
parkiran di tiap-tiap fakultas kampus UNNES membuat mahasiswa terkadang
kebingungkan harus memarkirkan kendaraannya dimana, terkadang mahasiswa suatu
fakultas harus memarikirkan kendaraannya di fakultas lainnya hanya karena
tempat parkiran yang sudah penuh, hal ini tentunya mengharuskan adanya upaya
untuk mengatasi tersebut.
”Beberapa tahun lalu,
Jepang memang sudah mengembangkan konsep parkir tumpuk mobil. Kini, Negara Matahari
Terbit ini kembali berinovasi untuk membuat lahan parkir sepeda yang praktis
dan unik. Masyarakat Jepang yang biasa bersepeda tak lagi pusing untuk mencari
tempat parkir sepeda. Mereka tak perlu pusing juga untuk memakai kunci gembok
sepeda yang banyak dan rumit. Di Jepang, Anda bisa parkir sepeda di dalam lift
“. Kutipan berita dari CNN
Indonesia. UNNES tak perlu berbesar
kepala untuk menganggarkan dananya membangun parkiran berlift seperti jepang,
namun hal tersebut dapat ditiru konsepnya dimana seluruh kendaraan mahasiswa
nantinya dikumpulkan pada suatu tempat berupa gedung bertingkat, seperti yang
sudah dibuat yaitu gedung serbaguna (GSG) namun namun ditempatkan pada 3 titik
yang berbeda yaitu sisi barat meliputi fakultas MIPA dan fakultas Bahasa dan
seni bagian tengah yang sudah ada GSG dan sisi timur yang meliputi fakultas
ilmu keolahragaan dan fakultas teknik.
Gedung ini nantinya
akan meminimalisir penggunaan ataupun pemanfaatan lahan yang terlalu luas untuk
dibuat lahan parkir, selain itu juga dapat mengurangi pembukaan lahan terbuka
hijau untuk membuat lahan parkir ataupun dibangun gedung gedung lainnya.
Di Jepang, sepeda adalah alat
transportasi yang paling banyak digunakan. Namun, dengan banyaknya pengguna
sepeda juga menimbulkan masalah terutama masalah parkir. Minimnya ruang parkir
sepeda menimbulkan masalah tersendiri dengan banyaknya para pengendara sepeda
yang mengambil tempat-tempat di ruang publik yang sebenarnya dapat digunakan
oleh pejalan kaki. Jepang memiliki solusi masalah parkir sepeda ini dengan cara
yang unik dan kreatif. Terbatasnya lahan di atas tanah untuk ruang parkir,
mereka mengatasi solusi ruang parkir sepeda ini dengan membuat parkir sepeda
bawah tanah otomatis. Selain aman dari cuaca panas atau hujan, dengan parkir sepeda
bawah tanah ini juga aman dari pencurian.
Namun melihat kondisi masyarakat
indonesia yang lebih konsumtif terhadap kendaraan bermotor dari pada sepeda,
nampaknya konsep tersebut tidak akan pernah berjalan, kalaupun berjalan
tentunya akan terjadi beberapa tahun yang akan datang.
d.
Kesimpulan dan saran
Badan Pengembangan
Konservasi memiliki tujuh (7) divisi yaitu Divisi Konservasi Biodiversitas
(Biodiversity Conservation), Pengelolaan Limbah (Waste Management), Energi
Bersih (Clean Energy), Kebijakan Kertas (Paperless), Arsitektur Hijau dan
Transportasi Internal (Green Architecture and Internal Transportation), Seni,
Etika, dan Budaya (Art, Ethics, and Culture Conservastion), and Kader
Konservasi (Cadre Conservation). Melalui tujuh divisi tersebut beberapa program
telah, sedang, dan akan dilaksanakan untuk memperkuat posisi Unnes sebagai
Universitas Konservasi sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab Unnes terhadap
segala permasalahan lingkungan dan global warming. Badan Pengembang Konservasi
UNNES mempunyai 7 pilar konservasi, yaitu: Arsitektur Hijau dan
Transportasi Internal, Biodiversitas, Energi Bersih, Seni Budaya, Kaderisasi
Konservasi, Kebijakan Nir Kertas dan Pengolahan Limbah. Semakin pesatnya jumlah
penggunaan kendaraan dan terbatasnya lahan parkir, membuat penulis memunculkan
ide untuk membuat suatu tempat parkir luas pada 3 titik di kampus unnes.
DAFTAR
PUSTAKA
Handoyo, M.Z. Eko. 2013. Upaya Membumikan
Universitas Konservasi. https://www.academia.edu/5319927/POJOK_KONSERVASI_Sebuah_Gagasan(diakses
pada 12 november 2015, pukul 21:00 WIB)
Jurnal.fkip.uns.ac.id/indeks.php/prosbio/article/viewfile/3113/2149.
(diakses pada 12 november 2015, pukul 19:00 WIB).
Ipi jurnal penelitian hutan dan konservasi alam
Jurnal harmoni sosial
Jurnal ilmu lingkungan
Jurnal ilmiah teknik lingkungan
Jurnal of tropical ethnobiology
2010.
Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang : Universitas Negeri Semarang
http://konservasi.unnes.ac.id/?p=57
Sri
Ngabekti , Persepsi Mahasiswa Pendidikan Lingkungan Hidup
Terhadap
Ketercapaian Unnes Sebagai Kampus Konservasi
Untuk Menuju
Pembangunan Berkelanjutan, Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang , HP.
081325532277 , E-mail: s_ngabekti@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar