Selasa, 24 Mei 2016

MAKALAH PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
7 PILAR KONSERVASI “ KAMPUNG PARKIR “ IMPLEMENTASI ARSITEKTUR HIJAU DAN TRANSPORTASI INTERNAL

Disusun untuk memenuhi tugas dalam memenuhi
mata kuliah pendidikan lingkungan hidup
dosen pengampu : muhamad taufiq S.Pd., M.Pd
disusun oleh : priyo purwanto (3201414112)





Bab I

a.       Latar belakang permasalahan
Di era moderenisasi ini kebutuhan akan alat transportasi sebagai media untuk mempercepat laju perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dalam waktu yang relatif singkat sangatlah begitu pesat, hal demikian pun juga di alami oleh seluruh warga masyakarkat UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG, tingginya angka penggunaan kendaraan bermotor oleh mahasiswa maupun dosen tak lagi dapat dibendung, berbagai upaya untuk mengatasi ledakan jumlah kendaraan bermotor di lingkungan UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG seperti dengan mengadakan bus kampus, sepeda dan peraturan mengenai waktu penggunaan kendaraan bermotor di wilayah kampus, namun hal demikian nampaknya tidak berpegaruh signifikan terhadap penggunaan kendaraan motor pribadi, hal ini tak ayal menimbulkan permasalahan seperti tingkat polusi yang semakin meningkat, terbatasnya lahan parkir dilingkungan kampus juga berpengaruh terhadap kondisi kampus dimana kondisi parkiran yang cenderung semrawut membuat pemandangan kampus UNNES tidak lagi asri seperti dahulu.
Hal ini memunculkan ide dari diri saya untuk mengemukaakan pendapat ataupun gagasan bagi unniversitas negeri semarang untuk mengadakan suatu tempat parikaran yang luas yang mana nantinya dapat memuat seluruh kendaraan dari seluruh fakultas di universtias negeri semarang.
b.      Landasan teori
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan.
Dalam divisi ini akan dikembangkan guidline penyertaan struktur ramah lingkungan pada penggunaan gedung saat ini dengan fungsi baru, pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki, penggunaan transportasi ramah lingkungan, pembuatan shelter sepeda, pembuatan contoh sumur resapan, dan pembuatan model bangunan hemat energi
Hal ini bertujuan membentuk budaya ramah lingkungan pada lingkungan kampus. Pada tahap awal sejak deklarasi UNNES sebagai universitas konservasi pengembangan jalur sepeda dan jalan kaki telah dilaksanakan.
Pilar konservasi arsitektur hijau dan sistem transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Program pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal meliputi:
1.      Pengelolaan bangunan kampus UNNES yang sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang ramah lingkungan;
2.      Pengelolaan lingkungan kampus UNNES yang sesuai dengan kaidah-kaidah ramah lingkungan dan kenyamanan pengguna; dan
3.      Pengelolaan sistem transportasi intern kampus UNNES yang sesuai dengan prinsip transportasi, humanisme, dan ramah lingkungan.
Bab II
c.       Pembahasan
Arsitektur hijau, secara sederhana mempunyai pengertian bangunan atau lingkungan binaan yang dapat mengurangi atau dapat melakukan efisiensi sumber daya material, air dan energi, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bangunan atau lingkungan binaan yang efisien dalam penggunaan energi, air dan segala sumber daya yang ada, mampu menjaga keselamatan, keamanan dan kesehatan penghuninya dalam mengembangkan produktivitas penghuninya, mampu mengurangi sampah, polusi dan kerusakan lingkungan. Pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal bertujuan mengembangkan dan mengelola bangunan dan lingkungan yang mendukung visi konservasi, serta mewujudkan sistem transportasi internal yang efektif, efisien, dan ramah lingkungan.
 Program pilar arsitektur hijau dan sistem transportasi internal meliputi:
  • Pengelolaan bangunan kampus Unnes yang sesuai dengan kaidah-kaidah bangunan hijau yang ramah lingkungan;
  • Pengelolaan lingkungan kampus Unnes yang sesuai dengan kaidah-kaidah ramah lingkungan dan kenyamanan pengguna; dan
  • Pengelolaan sistem transportasi internal kampus Unnes yang sesuai dengan prinsip transportasi, humanisme dan ramah lingkungan.
  • Unit kerja berkewajiban menerapkan, mengembangkan, mengelola, memantau, dan mengevaluasi bangunan yang sesuai prinsip bangunan hijau.
  • Unit kerja berkewajiban menerapkan, mengembangkan, mengelola, memantau, dan mengevaluasi sistem transportasi internal yang sesuai dengan prinsip transportasi, humanisme, dan ramah lingkungan.
  • Unit kerja berkewajiban menyediakan ruang terbuka hijau.
  • Unit kerja berkewajiban menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang pelaksanaan sistem transportasi internal yang ramah lingkungan.
  • Unit kerja berkewajiban menerapkan aturan untuk membatasi penggunaan kendaraan yang menggunakan bahan bakar fosil.
  • Warga Unnes berkewajiban untuk menggunakan moda transportasi yang ramah lingkungan di sekitar kampus.
  • Ketentuan untuk melaksanakan program pilar arsitektur hijau dan transportasi internal diatur dalam prosedur mutu program pilar arsitektur hijau dan transportasi internal.

Semakin sempitnya area lahan parkiran di tiap-tiap fakultas kampus UNNES membuat mahasiswa terkadang kebingungkan harus memarkirkan kendaraannya dimana, terkadang mahasiswa suatu fakultas harus memarikirkan kendaraannya di fakultas lainnya hanya karena tempat parkiran yang sudah penuh, hal ini tentunya mengharuskan adanya upaya untuk mengatasi tersebut.
”Beberapa tahun lalu, Jepang memang sudah mengembangkan konsep parkir tumpuk mobil. Kini, Negara Matahari Terbit ini kembali berinovasi untuk membuat lahan parkir sepeda yang praktis dan unik. Masyarakat Jepang yang biasa bersepeda tak lagi pusing untuk mencari tempat parkir sepeda. Mereka tak perlu pusing juga untuk memakai kunci gembok sepeda yang banyak dan rumit. Di Jepang, Anda bisa parkir sepeda di dalam lift “.  Kutipan berita dari CNN Indonesia.  UNNES tak perlu berbesar kepala untuk menganggarkan dananya membangun parkiran berlift seperti jepang, namun hal tersebut dapat ditiru konsepnya dimana seluruh kendaraan mahasiswa nantinya dikumpulkan pada suatu tempat berupa gedung bertingkat, seperti yang sudah dibuat yaitu gedung serbaguna (GSG) namun namun ditempatkan pada 3 titik yang berbeda yaitu sisi barat meliputi fakultas MIPA dan fakultas Bahasa dan seni bagian tengah yang sudah ada GSG dan sisi timur yang meliputi fakultas ilmu keolahragaan dan fakultas teknik.
Gedung ini nantinya akan meminimalisir penggunaan ataupun pemanfaatan lahan yang terlalu luas untuk dibuat lahan parkir, selain itu juga dapat mengurangi pembukaan lahan terbuka hijau untuk membuat lahan parkir ataupun dibangun gedung gedung lainnya.
Di Jepang, sepeda adalah alat transportasi yang paling banyak digunakan. Namun, dengan banyaknya pengguna sepeda juga menimbulkan masalah terutama masalah parkir. Minimnya ruang parkir sepeda menimbulkan masalah tersendiri dengan banyaknya para pengendara sepeda yang mengambil tempat-tempat di ruang publik yang sebenarnya dapat digunakan oleh pejalan kaki. Jepang memiliki solusi masalah parkir sepeda ini dengan cara yang unik dan kreatif. Terbatasnya lahan di atas tanah untuk ruang parkir, mereka mengatasi solusi ruang parkir sepeda ini dengan membuat parkir sepeda bawah tanah otomatis. Selain aman dari cuaca panas atau hujan, dengan parkir sepeda bawah tanah ini juga aman dari pencurian.
Namun melihat kondisi masyarakat indonesia yang lebih konsumtif terhadap kendaraan bermotor dari pada sepeda, nampaknya konsep tersebut tidak akan pernah berjalan, kalaupun berjalan tentunya akan terjadi beberapa tahun yang akan datang.


d.      Kesimpulan dan saran
Badan Pengembangan Konservasi memiliki tujuh (7) divisi yaitu Divisi Konservasi Biodiversitas (Biodiversity Conservation), Pengelolaan Limbah (Waste Management), Energi Bersih (Clean Energy), Kebijakan Kertas (Paperless), Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal (Green Architecture and Internal Transportation), Seni, Etika, dan Budaya (Art, Ethics, and Culture Conservastion), and Kader Konservasi (Cadre Conservation). Melalui tujuh divisi tersebut beberapa program telah, sedang, dan akan dilaksanakan untuk memperkuat posisi Unnes sebagai Universitas Konservasi sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab Unnes terhadap segala permasalahan lingkungan dan global warming. Badan Pengembang Konservasi UNNES mempunyai 7 pilar konservasi, yaitu:  Arsitektur Hijau dan Transportasi Internal, Biodiversitas, Energi Bersih, Seni Budaya, Kaderisasi Konservasi, Kebijakan Nir Kertas dan Pengolahan Limbah. Semakin pesatnya jumlah penggunaan kendaraan dan terbatasnya lahan parkir, membuat penulis memunculkan ide untuk membuat suatu tempat parkir luas pada 3 titik di kampus unnes.







DAFTAR PUSTAKA
Handoyo, M.Z. Eko. 2013. Upaya Membumikan Universitas Konservasi. https://www.academia.edu/5319927/POJOK_KONSERVASI_Sebuah_Gagasan(diakses pada 12 november 2015, pukul 21:00 WIB)
Jurnal.fkip.uns.ac.id/indeks.php/prosbio/article/viewfile/3113/2149. (diakses pada 12 november 2015, pukul 19:00 WIB).
Ipi jurnal penelitian hutan dan konservasi alam
Jurnal harmoni sosial
Jurnal ilmu lingkungan
Jurnal ilmiah teknik lingkungan
Jurnal of tropical ethnobiology
2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang : Universitas Negeri Semarang
http://konservasi.unnes.ac.id/?p=57
Sri Ngabekti  , Persepsi Mahasiswa Pendidikan Lingkungan Hidup
Terhadap Ketercapaian Unnes Sebagai Kampus Konservasi 
Untuk Menuju Pembangunan Berkelanjutan, Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang , HP. 081325532277 , E-mail: s_ngabekti@yahoo.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar